Day 96 – Ayub 40-42; Mazmur 1-2

Ayub 40

ayub 40
Perhatikanlah kuda Nil, yang telah Kubuat seperti juga engkau. Ia makan rumput seperti lembu.Perhatikanlah tenaga di pinggangnya, kekuatan pada urat-urat perutnya! (Ayub 40:10-11)

 

Ayub 40:10

Dengan memakai aneka ilustrasi ini Tuhan menekankan bahwa jikalau Ayub tidak dapat menguasai makhluk-makhluk besar dari dunia ini, maka dia tidak berhak mempersoalkan dan menasihati Tuhan yang menciptakan makhluk ini (Ayub 41:1). Ayub harus tunduk dengan penuh kepercayaan kepada pemerintahan Tuhan atas semesta alam ini, urusan antar manusia dan hidup para pengikut-Nya. Ayub harus percaya Tuhan dan mempertahankan imannya kepada Tuhan — baik selama penderitaan dan kesusahan selama hidup ini maupun sepanjang masa-masa berkatnya.


Ayub 41

leviathan2

Berdaulat atas kuasa gelap!

Pepatah mengatakan bahwa di atas langit masih ada langit. Artinya manusia tidak boleh merasa sombong karena kehebatan atau kekuasaannya sebab masih ada orang yang lebih hebat lagi. Tidak ada apa pun yang dimiliki manusia yang patut disombongkan karena Dia yang empunya segala ciptaan di alam semesta ini jauh lebih tinggi.

Binatang perkasa seperti buaya/leviathan yang tak tertandingi kekuatan manusia, takluk di bawah kuasa Allah, Sang Penciptanya (ayat 1a). Allah juga menekankan bahwa semua ciptaan-Nya termasuk binatang-binatang terbuas dan menakutkan pun takkan bisa melawan-Nya (ayat 1b-2). Deskripsi yang diuraikan Allah menunjukkan bahwa binatang ini sangat perkasa (ayat 3-25). Bukan hanya tidak mempan dengan senjata tajam dari luar, ia juga ganas saat meremukkan musuhnya. Sebagai binatang amfibi, ia perkasa dalam samudera raya, dan di daratan. Sebenarnya, deskripsi ini melebihi gambaran buaya yang kita kenal sekarang ini. Mungkin deskripsi ayat 9-12, 23-25 menunjuk akan makhluk dalam mitologi yang disembah oleh dunia kafir pada waktu itu. Allah bukan hanya berdaulat atas ciptaan-Nya yang alami, tetapi juga atas makhluk-makhluk supranatural atau ilah-ilah sesembahan orang yang tidak mengenal Tuhan, Allah Israel. Kuasa kegelapan yang menakutkan bangsa-bangsa kafir ada di dalam kendali Allah yang Mahakuasa.

Semua pembahasan akan kehebatan binatang ini semakin menyadarkan kita bahwa kita adalah makhluk fana yang tidak kuat dan perkasa. Jangankan melawan kuasa supranatural, menghadapi kekuatan-kekuatan alam saja kita tak berdaya. Apalagi melawan Allah! Bersama dengan Ayub kita belajar menundukkan diri di hadapan-Nya yang akan mengarahkan dan memakai hidup kita menjadi agen kemuliaan-Nya dalam dunia ini.

Renungkan: Allah di dalam Kristus akan memakai dan memperlengkapi kita untuk berperang melawan kuasa gelap dan merebut dunia ini bagi kerajaan Allah.


Ayub 42

WhatsApp Image 2016-07-31 at 12.54.30 AM

Ayub 42:10

Pemulihan kekayaan Ayub menyatakan maksud Tuhan bagi semua orang percaya yang setia.

1) Maksud penebusan Tuhan berhubungan dengan penderitaan Ayub tercapai. Tuhan membiarkan Ayub menderita karena alasan-alasan yang tidak dimengertinya. Tuhan tidak pernah membiarkan orang percaya menderita tanpa maksud rohani, sekalipun mereka tidak memahami alasan-alasannya. Kita harus percaya Tuhan dalam keadaan semacam itu, mengetahui bahwa dalam keadilan-Nya yang sempurna Dia akan berbuat apa yang secara kekal terbaik bagi kita dan kerajaan-Nya.

2) Pendamaian Ayub dengan Tuhan dan penerimaan hidup kelimpahan menekankan bahwa kesulitan atau penyakit apa pun yang harus dialami, pada saat-Nya sendiri Tuhan akan mengulurkan tangan untuk menolong mereka yang bertekun untuk memberikan pemulihan dan kesembuhan total. “Kamu telah mendengar tentang ketekunan Ayub dan kamu telah tahu apa yang pada akhirnya disediakan Tuhan baginya, karena Tuhan maha penyayang dan penuh belas kasihan” (Yak 5:11).

Setiap orang yang tetap setia kepada Allah di tengah pencobaan dan penderitaan hidup ini akhirnya akan menikmati keadaan penuh sukacita dan berkat ketika ia menikmati kehadiran Allah untuk kekal (lih. 2Tim 4:7-8; 1Pet 5:10; Wahy 21:1-27; 22:1-5).



MAZMUR

Mazmur 1

mazmur 1

Mazmur Mazm 1:1-6 merupakan pendahuluan kitab Mazmur. Mazmur ini membandingkan hanya dua jenis orang yang diakui Allah, masing-masing dengan sekumpulan prinsip hidup tertentu:

1) Orang saleh, yang berciri kebenaran, kasih, ketaatan kepada firman Tuhan dan pemisahan dari persekutuan dengan dunia (ayat Mazm 1:1-2);

2) Orang fasik, yang mewakili jalan dan nasihat dunia, yang tidak tinggal dalam firman Allah, dan karena demikian tidak ada bagian dalam perkumpulan umat Allah (ayat Mazm 1:4-5). Orang benar itu dikenal dan diberkati Allah, tetapi orang fasik tidak memperoleh bagian dalam kerajaan Allah (1Kor 6:9) sehingga akan binasa (ayat Mazm 1:6). Pemisahan di antara kedua jenis orang ini akan ada sepanjang sejarah penebusan hingga kekal.


 

mazmur 2
Raja yang diurapi Tuhan

Mazmur 2

Mazmur 2 adalah pernyataan Mesias (“yang diurapi”) (ayat 2). Karena para pemimpin dunia berontak melawan Tuhan, Tuhan menetapkan Mesias sebagai Pemimpin Agung Tuhan untuk memerintah dunia ini. Pemberontakan para pemimpin dunia melawan Tuhan hanya membuat Tuhan menertawakan mereka (ayat 4). Yang sesungguhnya raja adalah Tuhan di dalam kepemimpinan sang Mesias (ayat 6,7). Tuhan memberikan otoritas dan kuasa penuh kepada-Nya atas dunia ini (ayat 8-9). Tuhan sudah menetapkan-Nya, maka sia-sialah para pemimpin dunia memberontak terhadap-Nya (ayat 1-3). Dengan wibawa Ilahi Mesias mengimbau para pemimpin dunia untuk bersikap bijaksana (ayat 10), taat dan mengakui kedaulatan Tuhan (ayat11). Dengan demikian mereka tidak akan menerima murka Tuhan (ayat 12ab), melainkan aman berlindung kepada-Nya (ayat 12c).

Tuhan Yesus adalah Mesias. Dialah Pemimpin Agung yang diutus Tuhan untuk mendirikan Kerajaan Allah di muka bumi ini. Di tahun baru ini kita perlu menyadari betapa dunia membutuhkan pemimpin yang baik dan bijak untuk membawa dunia ke masa depan lebih baik. Juga gereja memerlukan kepemimpinan yang penuh hikmat, kasih, otoritas Ilahi agar gereja boleh memimpin dunia kepada sang pemberi masa depan hidup yang kekal. Anda pun ingin Tuhan pimpin, agar hidup Anda boleh mencerminkan kepemimpinan Tuhan



.

Day 95 – Ayub 35-39

Ayub 35

ayub 35
Jikalau engkau berbuat dosa, apa yang akan kaulakukan terhadap Dia? Kalau pelanggaranmu banyak, apa yang kaubuat terhadap Dia? (Ayub 35:6)

 

 

Elihu percaya bahwa Allah demikian jauh dari kita (ayat Ayub 35:5) sehingga dosa atau kebenaran kita tidak mempengaruhi Dia.

  1. Pemahaman Elihu itu salah. Alkitab menyatakan bahwa Allah bukan tanpa perasaan; hati-Nya bisa terluka apabila manusia menolak kasih-Nya. Ketika mereka berbalik melawan Dia dan berbuat dosa, Ia sangat berduka (Kej 6:6; Mazm 78:40; Luk 19:41-44; Ef 4:30).
  2. Pada pihak lain, ketika umat NYA mengikut Dia dengan kasih, ketaatan, dan kesetiaan yang sungguh-sungguh, Dia sangat senang (2Kor 9:7). TUHAN memperhatikan umat-Nya dengan perasaan yang mendalam, mengumpulkan mereka dalam rangkulan-Nya bagaikan seorang gembala (Yes 40:11) dan mengasihi mereka dengan kelembutan yang melebihi seorang ibu (Yes 49:15). Perhatikan ungkapan menakjubkan tentang kasih TUHAN yang tak kunjung putus sebagaimana dicatat Yesaya: “Bukan seorang duta atau utusan, melainkan Ia sendirilah yang menyelamatkan mereka; Dialah yang menebus mereka dalam kasih-Nya dan belas kasihan-Nya. Ia mengangkat dan menggendong mereka selama zaman dahulu kala”(Yes 63:9)

Ayub 36

img_8724

Pernyataan Elihu berbeda dengan penyataan dari ketiga teman Ayub bahwa orang tua, para penguasa, dan kaum intelektual lebih berhikmat daripada anak muda, kaum sahaya, dan orang yang tak berpendidikan.

  • Elihu, orang muda itu telah mengklaim dengan sombongnya bahwa dirinya berhikmat tanpa salah (ayat 4).
  • Dengan sombong, Elihu membela kebenaran Allah (ayat 3) sambil mengklaim dirinya mengenal Allah dan segala jalan-Nya secara sempurna (ayat 5-7).
  • Elihu melihat Allah sebagai pencipta dan penopang alam semesta dengan segala isinya (ayat 26-30). Dengan kedaulatan dan kemahakuasaan-Nya itu, Ia menyatakan keadilan dan murka-Nya atas keberdosaan manusia (ayat31-33).
  • Elihu memperlakukan Allah seperti suatu mekanisme: menghukum orang fasik (ayat 6) dan memberkati orang benar (ayat 7).
  • Penderitaan dipandangnya sebagai cara Allah memperingatkan orang yang fasik agar bertobat (ayat 8-15).
  • Ayub termasuk kelompok orang fasik yang sudah diingatkan Allah melalui penderitaannya, seperti seorang penjahat (ayat 16-17).
  • Oleh karena itu, Ayub seharusnya bertobat (ayat 18-21) dan bukan menjerit menyalahkan Allah (ayat 22-25).

Dengan pandangannya ini maka perkataan Elihu sama dengan pernyataan ketiga teman Ayub. Padahal ketiga teman Ayub dan Ayub sendiri sudah membicarakannya dan gagal menjelaskan penderitaan Ayub secara memuaskan. Berarti, Elihu harus digolongkan sama dengan ketiga teman Ayub karena mereka memiliki kesamaan dalam berteori, yaitu Ayub menderita karena hukuman Allah atas dosa-dosanya.

Upaya manusia menjelaskan pengalaman hidupnya tidak bisa memuaskan dengan mengandalkan hikmat manusiawi. Yang dibutuhkan orang yang sedang menderita adalah kasih dan kepedulian. Syukur kepada Allah di dalam Kristus, Sang Hikmat Sejati, ada penghiburan yang sejati dan firman yang membangun harapan baru.

Renungkan: Bukan kata-kata hikmat yang menghibur dan membangun melainkan tindakan kasih yang tulus.


Ayub 37

img_8724

Bagi Elihu, semua gejala alam yang dahsyat, yang menakutkan, dan yang tidak mampu dikendalikan manusia merupakan manifestasi kebesaran dan kemuliaan Allah (ayat 2-13). Allah memakai alam yang dikendalikan-Nya untuk mengajarkan manusia akan kedaulatan-Nya (ayat 7), baik untuk menghukum dosa maupun menyatakan anugerah (ayat 13). Berdasarkan pola pandang ini, Elihu mendesak agar Ayub mengakui bahwa hal-hal ajaib itu jauh di luar jangkauan pengertiannya (ayat 14-18). Ayub harus menyadari bahwa ia tidak memiliki hak sedikit pun untuk meminta kematian (ayat 20; lih. psl. 3), apalagi menggugat Allah sebagai pihak yang bertanggung jawab atas penderitaannya itu. Elihu berkata ia tidak bisa mewakili Ayub menghadapi Allah dengan sikap Ayub yang seperti itu (ayat 19). Sebagai seseorang yang mengaku berhikmat, Ayub telah bersikap bodoh.

Ulasan Elihu ini telah menempatkan Tuhan dalam suatu kotak sistem yang sempit dan kaku, seolah tindakan Tuhan dapat dimengerti pikiran manusia sehingga seseorang dapat menghasilkan manifestasi positif terhadap situasi buruk yang menimpanya. Penderitaan menunjukkan Ayub berada di pihak yang salah. Tidak ada jalan lain bagi Ayub kecuali bertobat agar manifestasi kasih karunia-Nyalah dinyatakan kepadanya. Syukur kepada Tuhan! Tuhan kita bukanlah allahnya Elihu yang terikat oleh sistem buatan manusia. Dia adalah Tuhan yang mengasihi dan peduli akan ciptaan-Nya. Dalam Kristus, Ia menebus manusia agar kembali utuh dalam gambar kemuliaan Tuhan.


Ayub 38

1-29-13-Storm Over Farm - Decatur, Texas
Maka dari dalam badai TUHAN menjawab Ayub: “Siapakah dia yang menggelapkan keputusan dengan perkataan-perkataan yang tidak berpengetahuan? (Ayub 38:1-2)

 

Tuhan sendirilah yang menyapa Ayub. Ia menyatakan ketidaktahuan Ayub akan peranan ilahi di dalam segala kejadian itu. Ia merendahkan Ayub dengan mengungkapkan betapa sedikitnya pemahaman dan pengetahuan manusia tentang Yang Mahakuasa. Akan tetapi, melalui tanggapan Tuhan Ayub menerima penyataan langsung dari Tuhan mengenai kehadiran, kemurahan, dan kasih-Nya.

1) Doa Ayub yang terus-menerus dan kerinduannya yang mendalam untuk mendapatkan Tuhan akhirnya terjawab (lihat cat. –> Ayub 23:3Ayub 29:2),yang menegaskan bahwa segala sesuatu di antara Tuhan dengan Ayub masih beres.

2) Tanggapan Tuhan kepada hamba-Nya Ayub melukiskan bahwa pada akhirnya Tuhan akan mendatangi semua orang yang dengan sungguh-sungguh dan tabah berseru kepada-Nya; bahkan jikalau doa kita bersumber dari hati yang bingung, ragu-ragu, kecewa, atau marah, Tuhan akhirnya akan menanggapi dengan kehadiran, hiburan, dan firman-Nya.

3) Aspek terpenting dalam hubungan kita dengan Tuhan bukanlah pemahaman intelektual mengenai semua jalan Tuhan, tetapi *pengalaman dan realitas kehadiran-Nya ilahi serta keyakinan bahwa segala sesuatu beres di antara kita dengan Tuhan*. Dalam persekutuan dengan Tuhan kita dapat menanggung pencobaan apa saja yang harus kita alami.


Ayub 39: 1-35

job_5
“Sesungguhnya, aku ini terlalu hina; jawab apakah yang dapat kuberikan kepada-Mu? Mulutku kututup dengan tangan. (Ayub 39:37)

Tuhan terus mengajukan pertanyaan pertanyaan yg tdk dpt dijawab oleh Ayub. Dengan berbuat begitu, Tuhan menunjukkan kepada Ayub bahwa keingingannya utk berdebat dengan Tuhan itu bodoh. Ayub direndahkan dan dibungkamkan, namun dia diyakinkan tentang hal yang paling penting – Tuhan tidak meninggalkan dirinya. Tuhan hadir di situ dan berhadapan muka.

Ayub 39:36-38

Ayub kini dihadapkan dgn keputusan utk tetap mempertahankan kepercayaannya bahwa Tuhan telah bertindak kurang adil kepadanya krn mengingat tahun tahun penyembahandan ketaatan yg setia kepada firmanNYA. Apakah Ayub tetap mempertahankan kepercayaannya kepada Tuhan kendatipun situasi yg memberikan kesan Tuhan tidak adil dan mudah berubah, ataukan dia akan mempertahankan perasaannya bahwa Tuhan agaknya telah menjadi musuhnya ?

ayat 37, Ayub bingung karena penyataan Tuhan yang baru ini.Ia mengerti betapa tidak berartinya manusia di hadapan rahasia hikmat Tuhan, dan ia tidak bisa mengatakan apa-apa lagi. Sekalipun demikian, ia masih belum siap utk menyerahkan tuntutannya bahwa ada sesuatu yg salah dalam tindakan Tuhan terhadap dirinya. Namun Ayub mulai sadar bahwa penderitaannya yang misterius dan membingungkan bukan rahasia bagi Tuhan dan bahwa di tengah semua itu Tuhan dapat diandalkan.



Day 94 – Ayub 30-34

ayub30

Ayub 30:20

Semua anak /tuhan pernah mengalami hal ini pada suatu saat tertentu dalam hubungan mereka dengan Tuhan, suatu saat ketika mereka berseru kepada Tuhan minta pertolongan dan dia agaknya tidak menjawab mereka. Bahkan Tuhan Yesus pernah mengalami hal ini (Mat 27:46)

Melalui pengalaman ini iman kita diuji. Meskipun demikian, pada saat-saat semacam itu kita harus bertekun di dalam iman. (lih Mat 15:21-28; Luk 18:1-7; 1 Pet 1:7)

Kita mengetahui dari hubungan Tuhan dengan Ayub dan dengan orang percaya yang setia sepanjang sejarang bahwa tidak pernah seorang pengikut sejati sungguh-sungguh ditinggalkan Tuhan (Ibr 13:5) dan tidak ada doa sungguh-sungguh yg tidak terdengar.


ayubbela

Ayub 31

Pernyataan Ayub mengenai karya penebusan Tuhan di dalam dirinya mencakup semua aspek kehidupan. Ayub berbicara tentang ketidaksalahannya dalam hal dosa yang dilakukan di dalam hati, termasuk


ayubdkk 1

Ayub 32

Seorang penasihat baru, Elihu, diperkenalkan ke dalam narasi. Sebelumnya ia menahan diri untuk mengemukakan pendapatnya karena ia lebih muda dari yang lain (ayat Ayub 32:4). Akan tetapi, Elihu percaya bahwa dirinya memiliki wawasan mengenai penderitaan Ayub sehingga dapat menasihatkannya tentang sikap benar yang seharusnya diambil di hadapan Tuhan. Perkataan Elihu berbeda dengan perkataan tiga orang sebelumnya karena menekankan bahwa penderitaan dapat menjadi hukuman Tuhan yang penuh belas kasihan untuk memperbaiki jiwa (Ayub 33:30) dan menghasilkan hubungan yang lebih intim dengan Tuhan (ayat Ayub 32:36:7-10). Akan tetapi, seperti penasihat lainnya, Elihu beranggapan bahwa Ayub telah berdosa dan oleh karena itu patut menderita.


 

JobsThreeFriendsAyub 33

Ayub 33:9

Elihu secara tidak benar menyatakan bahwa Ayub mengakui memiliki kesempurnaan moral, yaitu bahwa dia “tanpa dosa” sepanjang hidupnya. Ayub tidak pernah mengatakan bahwa dirinya tanpa dosa (lih. Ayub 13:26), tetapi hanya bahwa dirinya telah mengikuti jalan-jalan Allah dengan segenap hati dan tidak pernah mengingat berbuat dosa yang serius sehingga pantas dihukum seberat itu (Ayub 27:5-6; 31:1-40).


ayub 31

Ayub 34

Ayub 34:37

Elihu berpendapat bahwa pertanyaan dan keluhan Ayub terhadap Allah (Ayub 19:6; 27:2) menunjukkan pemberontakan langsung terhadap Allah. Walaupun mungkin benar bahwa Ayub bersalah besar dengan mengeluh kepada Allah, hatinya tetap berpaut kepada Allah sebagai Tuhannya (Ayub 19:25-27; Ayub 23:8-12; 27:1-6). Dalam semangatnya untuk membenarkan Allah, Elihu gagal untuk memahami sepenuhnya kebutuhan Ayub untuk mengungkapkan seluruh perasaannya yang paling dalam kepada Allah (bd. Mazm 42:10; 43:2).

Day 93 – Ayub 25-29


Ayub 25

Bildad merasa terpaksa utk membela Tuhan terhadap tuduhan Ayub. Ia menyatakan bahwa manusia tdk mempunyai hak utk mempertanyakan tindakan Tuhan.



Ayub 26

Ayub mengakhiri tiga putaran perdebatan dengan afirmasi kuat tentang Tuhan : Dia sangan berkuasa dan jalan-jalannNya diluar pemahaman manusia “Siapa dpt memahampi guntur kuasaNya?”


 

Ayub 27-31:40

Dalam 5 pasal ini Ayub mengeluarkan pembelaan terakhirnya terhadap paa pendakwanya. Ia melihat ke belakan hari-hari berkelimpahan dan membandingkannya dgn keadaannya skg dalam kemiskinan. Namun melali itu semua, ia tetap memelihara integritasnya di hadapan TuhanIa berkata, saat mengakhirnya, bahwa ia adalah orang menderita yang tidak bersalah



 

Day 92 – Ayub 20-24

ayub20zofar.jpg

Ayub 20

Zofar mengambil subjek yg sudah didiskusikan oleh Bildad di pasal 18: nasib yang menyedihkan bagi orang jahat. Implikasi pernyataan ini adalah bahwa Ayub sedang dihukum oleh Tuhan karena kejahatannya.


JobsThreeFriends

Ayub 21

Ayub setuju dgn Zofar dan yang lain bahwa orang jahat harus dihukum tetapi ia menekankan bahwa orang seperti itu justru sering makmur dan kaya dalam hidup ini.


ayubbela4

Ayub 22

Elifas meningkatkan serangan kepada Ayub. Ia menuduhnya berdosa secara serius, termasuk menekan orang miskin. Pidatonya menandai putaran ketiga dan terakhir dalam perdebatan antara Ayub dan teman2nya. Putaran berlaut hingga pasal 26, dgn jawaan ayub kepada Elifas (pasal 23-24); pidato Bildad ketiga kepada Ayub (pasal 25); jawaban Ayub kepada Bildad (pasal 26).


ayubbela5

Ayub 23 -24

Ayub berharap bahwa ia dpt bertahan dalam hadirat Tuhan dan menunjukkan kasusnya langsung kepadaNya. Ia protes bahwa hidupnya tidak adil – bahwa Tuhan kadang-kadang justru menghukum orang benar dan menhadiahi orang jahat.



 

Day 90 – Ayub 10-14

img_8722

Ayub 11
Zofar sekarang ikut berdiskusi dan semakin memanaskannya. Ia menyerang Ayub secara pribadi dan menuduhnya dipenuhi dgn kesombongan dan mengucapkan kata-kata tidak bermakna. Ia menuduh bahwa mungkin ada dosa Ayub yg tersembnyi. Tuhan mengetahui dan sedang memberi apa yang layak Ayub terima.

img_8723

Ayub 12 – Ayub 14
Ayub marah dan bersikap kasar terhadap teman-teman baiknya. Ia menyatakan bahwa ia tahu banyak tentang Tuhan dan cara Dia bekerja, seperti juga mereka. Ia menyampaikan kasusnya langsung kepada Tuhan dan memintaNya utk menyatakan bahwa ia tidak bersalah. Ia juga meratapi kefanaan hidup dan nasib manusia di bumi: “Manusia yang lahir dari perempuan, singkat umurnya dan penuh kegelisahan”

Day 89 – Ayub 5-9


Ayub 5

Bukan dari debu terbit bencana . . . melainkan manusia menimbulkan kesusahan bagi dirinya (ay. 6a, 7a; bdg. 4:8). Elifas menandaskan bahwa sekalipun merupakan hamba Allah, Ayub tetap merupakan makhluk fana yang jatuh dalam dosa. Oleh karena itu, semua kesukaran Ayub itu adalah akibat dari dosanya.

Karena itu, baik manusia maupun malaikat tidak dapat memperhatikan dengan penuh simpati akan seruan Ayub (ay. 1).

Orang bodoh dibunuh oleh sakit hati (ay. 2a). Menunjukkan kebencian terhadap pemeliharaan Allah adalah lebih buruk daripada kesia-siaan; sikap semacam itu mengundang penderitaan sampai mati. —> sikap tidak bersyukur

Aku sendiri pernah melihat orang bodoh (ay. 3a). Kembali Elifas mengacu kepada pengalaman. Sketsa yang dibuatnya dengan sembarangan tentang kutukan terhadap rumah, ladang dan anak-anak dari orang bodoh (ay. 3-5), sekalipun mengingatkan orang pada serangkaian malapetaka yang dialami Ayub, sangat mungkin telah membuat Ayub berpikir apakah Elifas menganggap dirinya orang bodoh semacam itu.

Ayub 6:1- 7:21
Ayub protes bahwa ia tidak bersalah. Bagaimana Tuhan bisa menghukumnya sementara ia tidak melakukan kesalahan ?

Ayub 8
Bildad memanaskan suasana saat ia ikut berdiskusi. Tuhan selalu bertindak adil, katanya. Apakah Ayub berpikir sebaliknya dgn mengatakan bahwa Tuhan sdg menghukum orang yang tidak bersalah?


Ayub 9-10
Ayub mengexpresikan kebingungan dan rasa putus asanya. Dia setuju dengan teori Bildad bahwah Tuhan itu adil. Namun dalam kasusnya, Dia tampaknya menghukum seorang yang benar. Ayub meratapi keadaaanya dan kembali berharap bahwa ia tidak pernah dilahirkan.

Day 91 – Ayub 15-19

ayubdkk 1

Ayub 15

Elifas menjawab serangan Ayub, menyebutnya manusia fana yg perutnya dipenuhi dengan angin timur (dalam kata lain, kantong angin). Perkataannya memulai putaran kedua perdebatan dlam kitab Ayub. Putaran ini terjadi hingga pasal 21, dgn Ayub memberi jawab kepada Elifas (pasal 16-17); perkataan kedua Bildad kepada Ayub (pasal 18); jawaban Ayub kepada Bildad (pasal 19); perkataan kedua Zofar kpd Ayub (pasal 20); dan jawaban Ayub kepada Zofar (pasal 21)

Nasihat atau tuduhan?
Acapkali orang memaksakan pandangannya tentang kebenaran pada orang lain tanpa mempertimbangkan perasaan orang tersebut. Padahal, belum tentu pandangan si penasihat itu yang paling benar. Tidak jarang nasihat kebenaran menjadi sindiran yang kasar serta membabi buta yang jelas-jelas berlawanan dengan kebenaran sesungguhnya.

Seperti itulah nasihat Elifas. Ia mengajukan pertanyaan retoris (ayat 2-3, 7-9, 11-14) dan kata-kata kasar serta tajam (ayat 4-6, 16). Rupanya Elifas tersinggung dengan pernyataan Ayub (ayat 12:3; 13:2). Itu sebabnya Elifas membalas Ayub dengan menggunakan kata-kata Ayub sendiri (ayat 9). Pertanyaan-pertanyaan retoris Elifas sebenarnya bermaksud menyindir Ayub yang mengaku diri berhikmat (ayat 2), memiliki pengetahuan ilahi (ayat 7-8) dan merasa diri benar (ayat 14-16) padahal bodoh dan berdosa. Sedangkan kata-kata kasar serta tajam Ayub, hanya menyamakannya dengan orang fasik. Perhatikan, misalnya “kesalahanmulah yang menghajar mulutmu, dan bahasa yang licik yang kaupilih” (ayat 5), juga “lebih-lebih lagi orang yang keji dan bejat, yang menghirup kecurangan seperti air” (ayat 16).

Mulai ayat 20-35 Elifas kemudian menguraikan panjang lebar tentang nasib orang fasik. Orang fasik sepanjang hidupnya akan menderita, ketakutan (ayat 20-24, 28-30), dan akhirnya binasa (ayat 31-35) oleh karena hidup mereka yang menentang Allah (ayat 25-27). Ucapan Elifas ini menciptakan `tembok pemisah’ antara Ayub dengan ketiga temannya (ayat 10). Perkataan Elifas ini mempertajam suasana yang tidak enak menjadi konflik terbuka. Yang ada bukan nasihat lemah lembut, tetapi tuduhan yang penuh kemarahan. Sikap menghukum menggantikan kasih.

Memang kita harus berhati-hati dalam menasihati orang lain. Jangan gegabah memutlakkan pandangan kebenaran kita. Jangan pula menuduh tanpa bukti-bukti yang jelas, apalagi dengan kata-kata keras dan kasar. Bila nasihat disampaikan dengan kesombongan, hasilnya adalah pertengkaran, kemarahan, dan sakit hati. Kebenaran harus disampaikan dalam kasih.

Camkan: Nasihat yang baik membawa kebangunan dan transformasi. Tuduhan hanya menjatuhkan dan menghancurkan.


 

ayubbela

Ayub 16-17:16

Ayub meneruskan keluhannya. Ia menyebut teman-temannya “penghibur sialan” (16:2) karena mereka kurang sensitif dan belas kasian.

Penderitaan hebat yang dialami Ayub membuatnya merasa bahwa Tuhan seorang penguasa kejam dan bukan Tuhan yang pemurah. Keyakinannya bahwa kehidupannya benar dan bersih (ayatAyub 16:17) membuatnya meragukan keadilan Allah (bd. Ayub 19:6). Namun, Ayub juga berpegang teguh pada kepercayaannya bahwa Allah itu memang adil; karena itu, seandainya dia dapat berhubungan langsung dengan Allah (Ayub 13:13-27; 23:1-7) atau menjumpai seorang untuk membela perkaranya.


ayubbela2

Ayub 17:1

Sebagai orang yang sudah hancur hati, Ayub percaya bahwa sebentar lagi ia akan mati. Ia memandang dirinya sebagai orang yang ditinggalkan Allah dan menjadi sasaran cemoohan rekan-rekannya. Ayub tidak bisa berbuat apa-apa selain tabah di dalam keyakinannya bahwa ia benar (ayat Ayub 17:9), mempertahankan keyakinannya akan keadilan Allah, sekalipun semua situasi kelihatan bertentangan (Ayub 16:19-22).


ayubbildad

Ayub 18

Bildad tetap pada pendiriannya bahwa Ayub sedang di hukum karena dosanya. Ia menggambarkan takdir dari orang jahat, utk menakuti Ayub agar bertobat.


Ayat 19

Merasa patah hati dan kecewa, Ayub memohon kepada teman-temannya utk mengasihaninya. Mereka malah menjadi penuduh dan penyiksa, bukan sebagai penghibur, menuduhnya secara tidak adil dan tidak menjawab pertanyaan-pertanyaannya yang penuh selidik itu.

ayubbela3

Ayub 19:25

Di tengah-tengah penderitaan dan keputusasaanyna, Ayub dengan iman yang besar berpaut kepada Tuhan, sebab percaya bahwa pada akhirnya Tuhan akan membenarkan dirinya (bd. Ayub 13:15; 14:14-15). Ayub memandang Tuhan selaku “penebus” atau penolong; di zaman Alkitab seorang “penebus” adalah seorang kerabat yang dengan penuh kasih datang untuk melindungi, membela, dan menolong pada masa kesulitan.



 

Day 88 – Ester 10; Ayub 1-4

ester10

Ester 10
Mordekhai, si orang Yahudi menjadi pejabat penting dan sangat di hormati di bawah pemerintahan Raja Ahasyweros, ia juga dihargai dan dihormati oleh orang-orang sebangsanya di seluruh Kerajaan Persia.



Ayub 1
Ayub adalah seorang benar dan jujur yang diberkati secara luar biasa oleh Tuhan. Ia memiliki ternak yang sangat banyak dan mempunya anak laki-laki dan perempuan. Dalam dialog dgn Tuhan, setan menuduh bahwa Ayub melayan Tuhan utk alasan kepentingan pribadi. Tuhan memberi ijin kpd setan utk menguji Ayub guna membuktikan tuduhannya. Dalam 1 hari malapetaka, Ayub kehilangan segala sesuatu: ternaknya yang besar, para pembantunya, dan anak-anaknya. Namun, Ayub tetap setia kepada TUHAN.


 

Ayub 2
Setan berkata kepada Tuhan bahwa Ayub akan sungguh2 menyangkalNya bila ia ditimpa penderitaaan fisik. Atas ijin Tuhan, Ayub terkena bisul dan borok. Namun, ia tetap menolak utk menghujat Tuhan. Tiga teman Ayub – Elifas, Bildad, dan Zofar – mendengar kemalangan yg menimpa Ayub. Mereka datang utk berkabung bersamanya dan utk menghibur duka dan deritanya.



Ayub 3
Sebelum teman-temannya mengucapkan sepatah kata, Ayub meratapi dirinya sendiri dengan tangisan pilu. Ia mengutuki hari kelahirannya dan berharap tidak pernah dilahirkan. Pasal ini memulai perdebatan putaran pertama antara Ayub dan teman-temannya. Putaran ini berlanjut hinggal pasal 14 dgn

Elifas menjawab Ayub (pasal 4-5);
Ayub menjawab Elifas (pasal 6-7);
perkataan pertama Bildad kepada Ayub (pasal8);
jawaban Ayub kepada Bildad (pasal 9-10),
perkataan pertama Zofar kepada Ayub (pasal 11), dan
jawaban Ayub kepada Zofar (pasal 12-14)


Ayub 4

Dalam tanggapannya atas kemarahan Ayub, Elifas mengingatkan temannya bahwa orang yang tidak bersalah tidak akan menderita seperti yg di derita Ayub saat ini. Ia meminta Ayub utk berbalik kepada Tuhan dan bertobat; sehingga masalahnya berlalu.

Pandangan mendasar para penasihat ini salah. Mereka percaya
(a) bahwa orang yang sungguh benar akan senantiasa makmur sedangkan orang berdosa selalu menderita, dan
(b) sebaliknya, kemiskinan dan penderitaan senantiasa menunjukkan keadaan berdosa, sedangkan kemakmuran dan keberhasilan menunjukkan kebenaran.

Tuhan kemudian menyatakan bahwa sikap ini salah dan pandangan yang mereka kemukakan ini “tidak benar tentang Aku” (Ayub 42:7-9).