Ayub 40
Ayub 40:10
Dengan memakai aneka ilustrasi ini Tuhan menekankan bahwa jikalau Ayub tidak dapat menguasai makhluk-makhluk besar dari dunia ini, maka dia tidak berhak mempersoalkan dan menasihati Tuhan yang menciptakan makhluk ini (Ayub 41:1). Ayub harus tunduk dengan penuh kepercayaan kepada pemerintahan Tuhan atas semesta alam ini, urusan antar manusia dan hidup para pengikut-Nya. Ayub harus percaya Tuhan dan mempertahankan imannya kepada Tuhan — baik selama penderitaan dan kesusahan selama hidup ini maupun sepanjang masa-masa berkatnya.
Ayub 41
Berdaulat atas kuasa gelap!
Pepatah mengatakan bahwa di atas langit masih ada langit. Artinya manusia tidak boleh merasa sombong karena kehebatan atau kekuasaannya sebab masih ada orang yang lebih hebat lagi. Tidak ada apa pun yang dimiliki manusia yang patut disombongkan karena Dia yang empunya segala ciptaan di alam semesta ini jauh lebih tinggi.
Binatang perkasa seperti buaya/leviathan yang tak tertandingi kekuatan manusia, takluk di bawah kuasa Allah, Sang Penciptanya (ayat 1a). Allah juga menekankan bahwa semua ciptaan-Nya termasuk binatang-binatang terbuas dan menakutkan pun takkan bisa melawan-Nya (ayat 1b-2). Deskripsi yang diuraikan Allah menunjukkan bahwa binatang ini sangat perkasa (ayat 3-25). Bukan hanya tidak mempan dengan senjata tajam dari luar, ia juga ganas saat meremukkan musuhnya. Sebagai binatang amfibi, ia perkasa dalam samudera raya, dan di daratan. Sebenarnya, deskripsi ini melebihi gambaran buaya yang kita kenal sekarang ini. Mungkin deskripsi ayat 9-12, 23-25 menunjuk akan makhluk dalam mitologi yang disembah oleh dunia kafir pada waktu itu. Allah bukan hanya berdaulat atas ciptaan-Nya yang alami, tetapi juga atas makhluk-makhluk supranatural atau ilah-ilah sesembahan orang yang tidak mengenal Tuhan, Allah Israel. Kuasa kegelapan yang menakutkan bangsa-bangsa kafir ada di dalam kendali Allah yang Mahakuasa.
Semua pembahasan akan kehebatan binatang ini semakin menyadarkan kita bahwa kita adalah makhluk fana yang tidak kuat dan perkasa. Jangankan melawan kuasa supranatural, menghadapi kekuatan-kekuatan alam saja kita tak berdaya. Apalagi melawan Allah! Bersama dengan Ayub kita belajar menundukkan diri di hadapan-Nya yang akan mengarahkan dan memakai hidup kita menjadi agen kemuliaan-Nya dalam dunia ini.
Renungkan: Allah di dalam Kristus akan memakai dan memperlengkapi kita untuk berperang melawan kuasa gelap dan merebut dunia ini bagi kerajaan Allah.
Ayub 42
Ayub 42:10
Pemulihan kekayaan Ayub menyatakan maksud Tuhan bagi semua orang percaya yang setia.
1) Maksud penebusan Tuhan berhubungan dengan penderitaan Ayub tercapai. Tuhan membiarkan Ayub menderita karena alasan-alasan yang tidak dimengertinya. Tuhan tidak pernah membiarkan orang percaya menderita tanpa maksud rohani, sekalipun mereka tidak memahami alasan-alasannya. Kita harus percaya Tuhan dalam keadaan semacam itu, mengetahui bahwa dalam keadilan-Nya yang sempurna Dia akan berbuat apa yang secara kekal terbaik bagi kita dan kerajaan-Nya.
2) Pendamaian Ayub dengan Tuhan dan penerimaan hidup kelimpahan menekankan bahwa kesulitan atau penyakit apa pun yang harus dialami, pada saat-Nya sendiri Tuhan akan mengulurkan tangan untuk menolong mereka yang bertekun untuk memberikan pemulihan dan kesembuhan total. “Kamu telah mendengar tentang ketekunan Ayub dan kamu telah tahu apa yang pada akhirnya disediakan Tuhan baginya, karena Tuhan maha penyayang dan penuh belas kasihan” (Yak 5:11).
Setiap orang yang tetap setia kepada Allah di tengah pencobaan dan penderitaan hidup ini akhirnya akan menikmati keadaan penuh sukacita dan berkat ketika ia menikmati kehadiran Allah untuk kekal (lih. 2Tim 4:7-8; 1Pet 5:10; Wahy 21:1-27; 22:1-5).
MAZMUR
Mazmur 1
Mazmur Mazm 1:1-6 merupakan pendahuluan kitab Mazmur. Mazmur ini membandingkan hanya dua jenis orang yang diakui Allah, masing-masing dengan sekumpulan prinsip hidup tertentu:
1) Orang saleh, yang berciri kebenaran, kasih, ketaatan kepada firman Tuhan dan pemisahan dari persekutuan dengan dunia (ayat Mazm 1:1-2);
2) Orang fasik, yang mewakili jalan dan nasihat dunia, yang tidak tinggal dalam firman Allah, dan karena demikian tidak ada bagian dalam perkumpulan umat Allah (ayat Mazm 1:4-5). Orang benar itu dikenal dan diberkati Allah, tetapi orang fasik tidak memperoleh bagian dalam kerajaan Allah (1Kor 6:9) sehingga akan binasa (ayat Mazm 1:6). Pemisahan di antara kedua jenis orang ini akan ada sepanjang sejarah penebusan hingga kekal.
Mazmur 2
Mazmur 2 adalah pernyataan Mesias (“yang diurapi”) (ayat 2). Karena para pemimpin dunia berontak melawan Tuhan, Tuhan menetapkan Mesias sebagai Pemimpin Agung Tuhan untuk memerintah dunia ini. Pemberontakan para pemimpin dunia melawan Tuhan hanya membuat Tuhan menertawakan mereka (ayat 4). Yang sesungguhnya raja adalah Tuhan di dalam kepemimpinan sang Mesias (ayat 6,7). Tuhan memberikan otoritas dan kuasa penuh kepada-Nya atas dunia ini (ayat 8-9). Tuhan sudah menetapkan-Nya, maka sia-sialah para pemimpin dunia memberontak terhadap-Nya (ayat 1-3). Dengan wibawa Ilahi Mesias mengimbau para pemimpin dunia untuk bersikap bijaksana (ayat 10), taat dan mengakui kedaulatan Tuhan (ayat11). Dengan demikian mereka tidak akan menerima murka Tuhan (ayat 12ab), melainkan aman berlindung kepada-Nya (ayat 12c).
Tuhan Yesus adalah Mesias. Dialah Pemimpin Agung yang diutus Tuhan untuk mendirikan Kerajaan Allah di muka bumi ini. Di tahun baru ini kita perlu menyadari betapa dunia membutuhkan pemimpin yang baik dan bijak untuk membawa dunia ke masa depan lebih baik. Juga gereja memerlukan kepemimpinan yang penuh hikmat, kasih, otoritas Ilahi agar gereja boleh memimpin dunia kepada sang pemberi masa depan hidup yang kekal. Anda pun ingin Tuhan pimpin, agar hidup Anda boleh mencerminkan kepemimpinan Tuhan
.
You must be logged in to post a comment.