Yeremia 31:1-14
Pemulihan kembali ke sediakala berarti Israel kembali menjadi umat Tuhan, dan TUHAN menjadi Allah mereka sebagaimana ditegaskan dalam perjanjian Sinai (31:1; lih. Kel. 19:5; Yer. 7:23; 11:4; 24:7; 30:22; 31:33; 32:38).
TUHAN mengasihi Israel dengan kasih kekal (3). Dulu kasih Tuhan dinyatakan melalui pembebasan nenek moyang Israel dari perbudakan Mesir dan pemeliharaan di padang gurun (2). Kelak mereka akan dibebaskan dari pembuangan untuk dibangunkan kembali di Tanah Perjanjian (4-6). Janji pemulihan itu akan membawa sukacita yang besar karena bukan hanya Yehuda dipulihkan, bahkan Israel pun ikut dipulihkan (7-9). Maka Samaria akan kembali subur bertumbuhkan kebun anggur dan dari Efraim, orang akan mengajak berziarah ke Sion. TindakanNYA memulihkan Israel akan menyebabkan perubahan luar biasa. Mereka akan bersorak, berseri-seri, menari bersama-sama. Perkabungan mereka berubah menjadi kegirangan. Allah sendiri akan menghibur, menyukakan, dan memuaskan jiwa mereka (11-14). Berbagai ungkapan tersebut cukup menjelaskan betapa dahsyat perombakan yang akan terjadi pada umat Tuhan waktu Tuhan memulihkan.
- Dengan membeli tanah itu, Yeremia menunjukkan iman pada janji Tuhan bahwa kaum sisa akan kembali ke negeri itu untuk membeli ladang dan membangun rumah lagi (ayat Yer 32:15); pembelian itu merupakan tanda pengharapan yang bersifat nubuat, kendatipun situasi Yehuda yang menyedihkan waktu itu.
- Dengan cara serupa, situasi kita kadang-kadang tampak tidak tertolong lagi dan sangat menyedihkan; namun jikalau kita milik Tuhan, kita mempunyai janji dan harapan akan satu masa depan yang lebih baik (Rom 8:28).
Yeremia 33:1-26
Sebenarnya pemberitahuan akan hukuman yang akan datang menimpa Yehuda dan pemerintahan Zedekia sudah pernah dikumandangkan di Yer. 21:1-10. Hukuman yang sangat keras karena memakai kekuatan militer yang sangar dan kejam itu, akan memporakporandakan Yerusalem bahkan membumihanguskan kota tersebut. Raja Zedekia akan ditawan dan dipaksa menatap sang raja adikuasa Nebukadnezar sebelum digiring sebagai pesakitan ke Babel. Namun Tuhan masih berbelas kasih pada Zedekia dengan menjanjikan bahwa di akhir hidupnya, Zedekia akan tetap beroleh kehormatan sebagai seorang mantan raja yang kalah perang, bukan sebagai penjahat perang (4-5; band. 21:8-10).
Tentu dibalik janji Tuhan ini ada syarat yang harus ditaati Zedekia, yaitu ia harus menyerah kepada keputusan Tuhan dan tidak mencoba mencari jalan keluar sendiri. Sangat mungkin Zedekia tergoda untuk mencari pertolongan dari Mesir karena saat itu kekuatan Mesir masih bisa menandingi Babel. Akan terbukti kelak apakah Zedekia mau tunduk pada pengaturan Tuhan atau mengandalkan yang lain.
Suku Rekhab tetap setia kepada pendirian mereka, menolak untuk melanggar peraturan leluhur mereka.
- Yonadab telah menetapkan peraturan-peraturan ini agar keturunannya dapat hidup sederhana, tetap terpisah dari orang Kanaan, dan mengelak untuk menyesuaikan diri dengan orang Israel yang terus murtad itu. Bertarak anggur membantu mereka untuk tidak terjerumus dalam kebejatan dan penyembahan Baal, yang sering kali disertai kemabukan dan pesta pora; larangan lainnya membantu mereka meneruskan kehidupan pengembaraan yang sederhana dan tetap tidak tersentuh oleh pengaruh kebusukan rohani, moral, dan sosial dalam bangsa mereka sendiri.
- Sekalipun beberapa peraturan suku Rekhab ini tidak perlu diikuti oleh orang percaya masa kini, sasaran mereka untuk tetap terpisah dari kejahatan harus senantiasa merupakan sasaran pengikut Kristus yang sejati. Seperti Yonadab, semua orang-tua harus mempunyai standar bagi anak mereka yang dapat menolong mereka tinggal setia kepada Allah dan Firman-Nya.
You must be logged in to post a comment.